Editor: Karyudi Sutajah Putra
Jakarta, KABNews.id – Arsenal saat ini mendekam di dasar klasemen Premier League. Lantas, apa kata Arsene Wenger yang pernah membawa Meriam London itu juara liga tanpa terkalahkan?
Arsenal memulai musim Liga Inggris 2021/2022 dengan sangat buruk. Dari tiga pertandingan yang sudah dilalui, skuad asuhan Mikel Arteta selalu menelan kekalahan dan belum mampu mencetak gol.
Kondisi tersebut menyebabkan Arsenal terbenam di dasar klasemen sementara dengan nol poin, tanpa gol, plus kebobolan sembilan kali. Catatan tersebut adalah yang paling bobrok sepanjang kampanye liga mereka dalam 67 tahun terakhir.
Terpuruknya Arsenal di awal musim ini mendapat tanggapan dari mantan manajer klub, Arsene Wenger. Dikutip dari detiksport, Sabtu (4/9/2021), pria yang mengantarkan The Gunners juara invincibles pada 2004 itu menilai Pierre-Emerick Aubameyang dkk jeblok karena langsung bertemu dua tim papan atas seperti Chelsea dan Manchester City.

Di satu sisi, Wenger tetap optimis bila Arsenal bisa bangkit dari keterpurukan. Skuad yang ada sekarang diakui The Professor cukup bagus untuk membawa klub bersaing musim ini.
“Saya sudah 71 tahun. Saya telah memberikan klub ini tahun-tahun terbaik dalam hidup saya. Saat ini saya hanyalah seorang penggemar,” kata Wenger, dilansir dari Daily Mail.
“Hari ini klub dalam kondisi bagus. Mereka memiliki dua pertandingan sulit (melawan Chelsea dan Manchester City). Tim memiliki potensi dan saya berharap mereka bisa kembali,” demikian kata Arsene Wenger.
Tiga Laga Arsenal di Liga Inggris 2021/2022
Gameweek 1: Brentford 2-0 Arsenal
Gameweek 2: Arsenal 0-2 Chelsea
Gameweek 3: Manchester City 5-0 Arsenal.
Piala Dunia 2 Tahun Sekali
Sementara itu, Arsene Wenger menyebut Piala Dunia dua tahun sekali ideal untuk masa depan sepak bola. Sebab, para pemain punya waktu istirahat lebih banyak.
Sebagai Kepala Pengembangan Sepakbola Global FIFA, Wenger tentu punya tugas semacam itu, yakni merumuskan format kompetisi yang layak untuk semua kalangan, baik pemain, klub, dan juga penonton.
Nah, ide Wenger menggelar Piala Dunia dua tahun sekali, dari yang biasanya empat tahun sekali, demi memberikan tontonan yang bermutu untuk para penggemar sepak bola. Selain itu, para pemain akan menjalani kalender kompetisi yang lebih simpel, karena kualifikasi tidak perlu dijalankan dalam periode yang panjang.
Untuk saat ini, setiap tahunnya para pemain harus membela negara di empat periode yakni September hingga Oktober serta Maret, yang biasanya diisi kualifikasi Piala Dunia, Piala Afrika, Piala Eropa, atau Piala Asia. Tak jarang, klub-klub mengeluhkan hal ini karena mengganggu program mereka selama semusim.
Wenger memberikan ide jeda internasional hanya akan dihelat dua kali semusim, masing-masing di paruh pertama dan kedua. Dengan demikian, para pemain akan punya waktu lebih banyak bersama klub.
“Ide besar di awal adalah menggelar seluruh pertandingan kualifikasi di dua jeda internasional, Oktober dan Maret, agar kalender kompetisi lebih baik, memudahkan klub. dan tidak ada banyak masalah terkait timnas. Ide saya adalah mengurangi jumlah laga kualifikasi, mengumpulkan mereka bersama-sama, dan ada Piala Dunia atau kejuaraan kontinental di setiap konfederasi per dua tahun,” ujar Wenger.
“Selain bertugas di jeda internasional selama dua kali, para pemain lebih banyak bersama klub,” sambungnya.
“Ide ini sama sekali tidak merugikan pemain. Jumlah pertandingan sama seperti sebelumnya dan para pemain tidak sering pergi membela timnas. Tujuannya adalah meningkatkan level permainan serta kompetisi, bukan karena uang. Sebab FIFA sudah memberikan dana bantuan ke seluruh federasi untuk mengembangkan persepakbolaan.”
“Untuk para pemain, mereka tidak perlu bertanding lebih banyak dan bakal ada waktu istirahat cukup panjang, menurut saya sekitar 25 harilah,” tutup Arsene Wenger.
Ide Arsene Wenger ini sejatinya baru bisa diaplikasikan setelah Piala Dunia 2026 yang dihelat di Kanada, Amerika Serikat, dan Meksiko.
Comment here