Editor: Karyudi Sutajah Putra
Jakarta, KABNews.id – The experience is the best teacher. Pengalaman adalah guru terbaik. Ketika Bali diguncang bom pada 2001 dan 2005 yang dikenal dengan Bom Bali I dan Bom Bali II, dan kemudian dilanda pandemi Covid-19, ada hikmah yang bisa dipetik, bahkan dijadikan pengalaman sebagai guru terbaik. Yakni, Bali tidak bisa bergantung lagi kepada sektor pariwisata.
Demikian dikatakan Ni Made Usmantari, praktisi pariwisata yang kini maju sebagai calon anggota legislatif (caleg) DPRD Provinsi Bali dari PDI Perjuangan untuk Pemilu 2024 kepada wartawan yang menghubunginya dari Jakarta, Senin (28/8/2023).
Sebagai daerah yang menjadikan pariwisata sebagai sumber utama perekonomian, kata Usmantari, Bali mengalami pukulan telak saat Bom Bali I dan Bom Bali II serta pandemi Covid-19. “Setiap kali sektor wisata kolaps, ekonomi provinsi ini secara otomatis terpuruk,” cetus caleg dari daerah pemilihan Kabupaten Tabanan yang berlatar belakang profesional di bidang pariwisata ini.

Covid-19, kata Usmantari, bahkan memberi dampak jauh lebih signifikan dibanding peristiwa buruk yang sudah terjadi sebelumnya seperti Bom Bali I dan Bom Bali II.
Blessing in disguise
Blessing in disguise. Berkah di balik musibah. Seperti pada Bom Bali I dan Bom Bali II, Usmantari meyakini ada berkah di balik musibah pandemi Covid-19. Ia yakin sektor pariwisata Bali akan segera bangkit, atau bahkan akan menjadi sekoci penyelamat perekomonian Bali setelah ibarat kapal Titanic tenggelam usai menabrak gunung es.
“Meski menjadi penyumbang keterpurukan, sektor pariwisata tetap akan menjadi sekoci penyelamat bagi perekonomian Bali. Hanya saja, sektor ini tidak boleh dibiarkan terlalu dominan. Bali harus kembali pada strategi lama sekaligus melestarikan warisan leluhur, dengan memberi perhatian lebih kepada dua sektor lain, yaitu pertanian dan industri kerajinan,” paparnya.
Seperti dilansir sejumlah media, tahun 2019 sektor pariwisata berkontribusi 78 persen terhadap perekonomian Bali, atau sangat jauh dari sektor pertanian yang hanya menyumbang 14,5 persen. “Ketimpangan ini menyebabkan ketergantungan yang terlalu besar pada sektor pariwisata,” cetusnya.
Sebab itulah, Usmantari mengaku terpanggil untuk terjun ke dunia politik dengan menjadi caleg DPRD Provinsi Bali supaya bisa ikut berkontribusi dalam pengambilan kebijakan untuk perekonomian Bali. Apalagi dirinya mewakili kaum perempuan yang sangat terdampak oleh terpuruknya sektor pariwisata di Bali.
Ni Made Usmantari sendiri merupakan wanita kelahiran 27 Oktober 1961, dan istri dari anggota DPR RI dari PDI Perjuangan I Made Urip.
Comment here