Kesehatan

Biaya Tes PCR Pernah Capai Jutaan Rupiah, Ternyata Harga Reagennya Cuma Rp13 Ribu

Editor: Dwi Badarmanto

Jakarta, KABNews.id – Harga reagen yang digunakan untuk tes PCR ternyata hanya berkisar antara Rp 13 ribu hingga Rp 60 ribu. Harga itu untuk reagen yang digunakan pada mesin tes PCR buatan Tiongkok.

Hussein Abri Dongoran, Redaktur Majalah Tempo, menjelaskan, berdasarkan hasil investigasi yang telah diterbitkan oleh Majalah Tempo, ditemukan ada dua versi harga PCR. Versi pertama adalah menurut dokumen dari pemerintah, yang menyebut harganya di bawah Rp 205 ribu.

“Di situ tertulis tak sampai Rp 205 ribu. Komponen paling mahal adalah reagen, sekitar Rp 195 ribu. Sisanya untuk bayar nakes (tenaga kesehatan) maupun biaya rumah sakit atau fasilitas kesehatan,” jelasnya dalam Sapa Indonesia Malam Kompas TV, Senin (1/11/2021), dikutip dari Kompas TV.

Sedangkan versi kedua adalah harga tes PCR yang menggunakan mesin-mesin buatan Tiongkok. Tes PCR menggunakan mesin produksi Tiongkok pun ada dua versi harga reagen, tergantung pada fasilitas kesehatan yang memberi layanan.

Menurutnya, berdasarkan hasil diskusi dengan pengusaha, ada importir yang meminjamkan alat tes PCR produksi Tiongkok pada sejumlah layanan kesehatan. “Fasilitas kesehatan tidak perlu mengeluarkan uang, tapi disediakan oleh para importir. Dalam artian importir itu memberikan mesin dari Tiongkok yang harganya tak sampai Rp 400 juta, tapi diikat,” tuturnya.

Ikatan itu berupa fasilitas kesehatan tersbeut harus membeli reagennya dari importir, dengan syarat pembelian minimal 1.000 per bulan atau 25 ribu kit, nantinya alat itu menjadi milik fasilitas kesehatan.

Jika fasilitas kesehatan penyedia layanan PCR menggunakan mesin yang diberikan oleh importir, harga satuan reagen adalah Rp 60 ribu. Sedangkan fasilitas kesehatan yang menggunakan mesin sendiri, harga reagen di pasaran hanya Rp 13 ribu.

Ilustrasi tes PCR untuk mendeteksi Covid-19. Harga reagen yang digunakan untuk tes PCR hanya berkisar antara Rp13 ribu hingga Rp60 ribu. Harga itu untuk reagen mesin tes PCR buatan Tiongkok. (Foto: Kompas TV)

“Kalau fasilitas kesehatan tidak membeli dari importir dijual sekitar Rp 13 ribu per reagen. Kedua, kalau diikat oleh para importir itu, fasilitas kesehatan membeli seharga 60 ribu per reagen,” tegasnya.

Dia menambahkan, alat tes PCR produksi Tiongkok tersebut hanya menggunakan sekali ekstraksi, dan hal itu cukup mengkhawatirkan. “Yang sangat kami khawatirkan, jangan-jangan ada false positif dalam PCR ini.”

Berdasarkan hasil investigasi tersebut, ada dugaan bahwa pandemi ini bukan musibah tapi berkah untuk mencari cuan besar dan cepat di dalam PCR. “Karena kenapa, seperti yang dijelaskan dalam artikel, kalau kita breakdown satu PCR itu rata-rata enggak sampai Rp 200 ribu bahkan kalau alatnya dari China, enggak nyampai Rp 100 ribu untuk modal PCR.”

Harga PCR Pernah Jutaan Rupiah

Diketahui, pemerintah telah beberapa kali menurunkan harga eceran tertinggi (HET) tarif tes PCR. Pada Senin, 5 Oktober 2021 pemerintah melalui Surat Edaran Menteri Kesehatan menetapkan harga tertinggi tarif tes PCR sebesar Rp 900 ribu.

Pada 3 Oktober 2020, sebelum ditetapkan batas tarif, harga swab test mandiri bisa berpuluh-puluh kali lipat jika dibandingkan harga rapid test. Umumnya berkisar antara Rp 1,5 juta sampai dengan Rp 4 juta, tergantung waktu tunggu hasil tes yang didapatkan.

Kini, pemerintah telah menetapkan harga PCR Rp 275 ribu untuk Pulau Jawa dan Pula Bali, sedangkan untuk luar kedua pulau itu Rp 300 ribu.

Comment here