Editor: Karyudi Sutajah Putra
Jakarta, KABNews.id – Koperasi Petani Sawit Makmur (Kopsa-M) dan perwakilan 997 petani dari Kampar, Riau, melakukan Rapat Dengar Pendapat Umum (RDPU) dengan Komisi II DPR RI, Selasa (21/9/2021) di Ruang Rapat Komisi II DPR RI, Senayan, Jakarta.
Komisi yang membidangi masalah pemerintahan dan pertanahan ini mengundang Kopsa-M untuk menyampaikan permasalahan atau konflik antara petani kelapa sawit dan PT Perkebunan Nusantara (PTPN) V yang sudah lebih dari 15 tahun melilit 997 petani. RDPU dipimpin oleh Junimart Girsang, Wakil Ketua Komisi II DPR RI dari PDIP.
Didampingi Tim Advokasi Keadilan Agraria Setara Institute, Kopsa-M menyampaikan kronologi secara menyeluruh atas peristiwa yang dihadapinya, termasuk meluruskan narasi-narasi yang sengaja diembuskan untuk melemahkan perjuangan petani.
Menurut mereka, narasi destruktif telah diembuskan oleh berbagai pihak untuk menyudutkan petani dan koperasi, bahwa seolah-olah koperasi yang mencari-cari masalah. Padahal semuanya berpusat pada pembangunan kebun yang gagal sejak awal, tata kelola pinjaman yang tidak akuntabel, dan pembiaran pengalihan hak secara melawan hukum atas lahan petani.

“Semua itu terjadi pada saat kebun Kopsa-M berada dalam single management PTPN V dari 2003-2017. Artinya, semua persoalan itu timbul saat kebun Kopsa-M dikelola oleh PTPN V,” kata Koordinator Tim Advokasi Keadilan Agraria-Setara Institute Disna Riantina dalam rilisnya, Selasa (21/9/2021).
Memberikan respons atas aduan petani, Junimart Girsang pun berjanji akan mengkaji dan mempelajari persoalan yang dihadapi Kopsa-M, termasuk mencari jalan penyelesaiannya. “DPR RI memiliki kewenangan melakukan pengawasan termasuk kemungkinan menjajaki jalan penyelesaian atas sebuah pengaduan,” jelas Disna.
Tim Advokasi Keadilan Agraria-Setara Institute pun menyampaikan apresiasi atas diterimanya aduan Kopsa-M. Menurut Disna, saat ini petani dan pekerja tidak memiliki pendapatan karena uang mereka ditahan PTPN V, sementara buah sawit membusuk di pohon karena tidak bisa dipanen.
“Lebih dari 4.000 jiwa petani, pekerja dan keluarganya yang bergantung pada hasil panen sawit saat ini mengalami kesulitan,” ungkap Disna.
Comment here