Editor: Karyudi Sutajah Putra
Jakarta, KABNews.id – Pasal 245 Undang-Undang (UU) Nomor 7 Tahun 2017 tentang Pemilihan Umum mensyaratkan bakal calon anggota DPRD yang ditetapkan oleh pengurus partai politik peserta pemilu memuat keterwakilan perempuan paling sedikit 30%. Namun, bagi Ni Made Usmantari, majunya dia sebagai calon anggota legislatif (caleg) DPRD Provinsi Bali di Pemilu 2024 nanti bukan sekadar memenuhi kuota keterwakilan 30 persen perempuan tersebut.
“Ada nilai-nilai dan program-program yang mau saya perjuangkan,” kata Ni Made Usmantari, caleg PDI Perjuangan dari daerah pemilihan Kabupaten Tabanan ini, kepada wartawan usai namanya nangkring di nomor urut 3 Daftar Calon Sementara (DCS) Pemilu 2024 DPRD Provinsi Bali yang dirilis Komisi Pemilihan Umum (KPU), Sabtu (19/2023).

Nilai-nilai itu, kata Usmantari, antara lain kesetaraan gender. “Saatnya wanita Bali tidak hanya bekerja di sektor domestik, tetapi juga di sektor politik, tak berbeda dengan laki-laki,” kata istri dari I Made Urip, anggota DPR RI dari PDIP, ini.
Apalagi, kata Usmantari, kendati partai politik-partai politik sudah memenuhi kuota 30% caleg perempuan, tetapi yang lolos ke parlemen masih jauh di bawah 30%. Pada Pemilu 2019, misalnya, hanya 20,5% perempuan yang berhasil lolos ke DPR RI. “Ini tantangan tersendiri bagi kaum perempuan Indonesia,” cetusnya.
Bahkan, kata Usmantari, perempuan harus ikut ambil bagian dalam pengambilan keputusan politik supaya tidak dihegemoni laki-laki sehingga keputusannya terlalu “macho’, bahkan kemudian menjadi “feminin” di mana keputusan politik itu lebih berpihak kepada perempuan dan anak-anak yang merupakan jumlah terbesar dari penduduk Bali bahkan Indonesia ini.
Adapun program-program yang mau ia perjuangkan menurut Usmantari antara lain ikut mewujudkan visi Pemerintah Kabupaten Tabanan, yakni “Nangun Sat Kerthi Loka Bali” melalui Pola Pembangunan Semesta Berencana menuju Tabanan Era Baru yang Aman, Unggul dan Madani (AUM) dengan kegiatan-kegiatan yang ada di desa, terkait sandang, pangan, papan, program kesehatan dan pendidikan, program jaminan sosial dan ketenagakerjaan hingga pelestarian adat, agama dan budaya juga pariwisata.
“Pariwisata Bali harus dibangkitkan lagi pasca-dihajar pandemi Covid-19 kemarin,” tandas Usmantari yang berlatar profesional di bidang pariwisata ini.
Comment here