Editor: Karyudi Sutajah Putra
Jakarta, KABNews.id – Kerusuhan antara suporter dan pihak keamanan pecah usai laga putaran kedua Liga 2/2023-2024 antara Gresik United versus Deltras FC. Gresik United tumbang 1-2 di kaki Deltras Sidoarjo di Stadion Gelora Joko Samudro, Gresik, Jawa Timur, Minggu (19/11/2023) sore
Ketua Umum Paguyuban Suporter Timnas Indonesia (PSTI) Ignatius Indro menyampaikan keprihatinan mendalam atas insiden itu. “Pertama, ini membuktikan PSSI tidak melakukan edukasi terhadap suporter maupun aparat keamanan yang bertugas dalam sebuah pertandingan. Pembentukan Presidium Suporter hanya sebatas pencitraan dan tidak menyentuh masalah sesungguhnya, terutama suporter di akar rumput,” kata Ignatius Indro kepada KABNews.id, Senin (20/11/2023).

Menurut Indro, edukasi terhadap suporter ini sangat penting dan harusnya menjadi langkah konkret yang dilakukan baik oleh Persatuan Sepakbola Seluruh Indonesia (PSSI) atau pun Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) Dito Ario Tedjo. “Karena kita sudah ada Undang-Undang Keolahragaan (UU No 11 Tahun 2022, red) yang di dalamnya sudah mengatur supporter, namun hingga saat ini belum ada aturan turunan yang bisa memaksa seluruh ‘stakeholders’ (pemangku kepentingan) melakukan edukasi hingga ke akar rumput,” jelasnya.
Dengan adanya edukasi, kata Indro, diharapkan seluruh suporter bisa menjauhkan tindakan kekerasan dan menerima hasil pertandingan, dan kalau ada hal-hal yang mencurigakan maka bisa dilakukan lewat cara yang baik dan benar.
“Edukasi tersebut juga harus dilakukan kepada ‘stakeholders’ lain seperti aparat keamanan yang bertugas dalam pertandingan sesuai dengan standar FIFA (Federation of International Football Association) sehingga diharapkan tidak melakukan hal-hal seperti penembakan gas air mata dan kekerasan lain yang mungkin memacu tindakan kekerasan lain dan juga mungkin menyebabkan jatuhnya korban seperti Tragedi Kanjuruhan di Kabupaten Malang, Jawa Timur, 1 Oktober 2022 lalu,” paparnya.
Jika ini tidak bisa dilakukan, baik oleh PSSI maupun Kemenpora, lanjut Indro, maka lebih baik liga dihentikan terlebih dahulu agar kita bisa fokus untuk menyelamatkan sepakbola Indonesia ke depannya. “Apalagi ini terjadi saat Piala Dunia U-17 masih berlangsung di Indonesia, di mana mata penggemar sepakbola dunia sedang menuju ke Tanah Air,” tandas Indro.
Seperti dilansir viva.co.id, Minggu (19/11/2023), bentrokan bermula saat puluhan suporter Gresik United yang berjuluk Ultrasmania berkumpul di depan pintu VIP stadion untuk melakukan demo ke manajemen Gresik United atas kekalahan timnya, namun aksi demo itu diadang petugas kepolisian.
Tidak terima, ratusan suporter Gresik United kemudian melakukan pelemparan dengan batu dan benda keras lainnya ke kaca pintu masuk tribun VIP. Tidak hanya itu, suporter Ultrasmania kemudian melakukan pelemparan ke kendaraan bus yang rencananya akan mengangkut pemain Deltras usai pertandingan dan merusak pagar besi dan fasilitas yang ada di luar stadion.
Pihak kepolisian berhasil mendesak suporter ke sisi luar sebelah selatan stadion, hingga kembali terjadi aksi saling lempar di kedua pihak. Dalam kericuhan yang berlangsung lebih dari satu jam itu, pihak kepolisian melepaskan tembakan gas air mata ke arah suporter yang berada di sisi selatan luar stadion.
Comment here