Politik

Rudi S Kamri: Abah Aos Kecilkan Arti Surga, Anies Baswedan Teperdaya “Rambut Surga”

Editor: Karyudi Sutajah Putra

Jakarta, KABNews.id – Kamis (12/8/2023) lalu, Anies Baswedan, calon presiden yang diusung Partai Nasdem, Partai Demokrat dan Partai Keadilan Sejahtera (PKS) dari Koalisi Perubahan untuk Persatuan mendapat “hadiah” dari Mursyid Thariqah Qadiriyah Naqsabandiyah (TQN) Pondok Pesantrean (PP) Suralaya, Cilegon, Banten, Syekh Muhammad Abdul Gaos SM alias Abah Aos. Hadiah itu berupa “jimat”, yakni “rambut dari surga” untuk menghadapi Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024 nanti, karena Anies dianggap sebagai Imam Mahdi.

Hal itu membuat pengamat sosial politik Rudi S Kamri geli, takjub sekaligus geleng-geleng kepala. Geli dan takjub karena ulama besar sekelas Abah Aos mengecilkan arti surga demi kepentingan politik praktis. Geleng-geleng kepala karena Anies Baswedan yang katanya seorang doktor lulusan Amerika Serikat, pernah menjadi Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, dan pernah menjadi Gubernur DKI Jakarta pula kok mau saja “dikadali” dengan rambut yang katanya dari surga.

Pengamat sosial politik Rudi S Kamri. (KABNews.id)

“Bagaimana ulama besar sekelas Abah Aos mengecilkan arti surga hanya demi politik praktis. Surga ditarik, didegradasikan, hanya demi kepentingan politik praktis. Itu klenik, mistis. Mana ada rambut dari surga. Apa Abah Aos naik ke surga dulu lalu ambil rambut, lalu rambut siapa?” kata Rudi S Kamri di Jakarta, Selasa (22/8/2023).
“Masak sih Tuhan Yang Maha Agung memberikan rambut dari surga, apa ini masuk akal sehat? Ini mengarah ke klinik, mistis. Herannya, sekualitas capres yang bergelar doktor dari Amerika bisa teperdaya,” lanjut Chief Executive Officer (CEO) Kanal Anak Bangsa TV ini.

“Anak kecil, balita saja tahu, ini tidak rasional. Kok bisa-bisanya Anies percaya dan mau menerima saja,” sesalnya.
Rudi menilai, Anies telah memberikan pembelajaran politik yang buruk bagi masyarakat karena melanggengkan irasionalitas dan klenik. Hal itu, kata Rudi, dilakukan Anies karena pragmatisme, semata-mata demi ambisi meraih kekuasaan sehingga menghalalkan segala cara.

“Ini pragmatisme sehingga dukungan dalam bentuk apa pun, dukungan seirasional apa pun diterima, yang penting mendukung Anies untuk memperoleh kekuasaan. Ini ambisi yang sudah kelewatan,” jelasnya.

Rudi juga menuding Anies telah melakukan penistaan agama dengan menurunkan level kesakralan agama Islam untuk kepentingan politik. “Ini penistaan agama. Agama yang begitu luhur diturunkan derajatnya untuk kepentingan politik praktis, dan kemudian atas nama agama seolah-olah rambut dari surga itu benar adanya,” sesalnya.

Dengan analogi tersebut, Rudi kemudian menganalisis, bisa saja rakyat yang tidak mau memilih Anies sebagai capres di Pilpres 2024 oleh para pendukung Anies ditakut-takuti akan ada api dari neraka yang akan membakar mereka.

Comment here