Jaga Budaya

Selamat Jalan Djoko Pekik, Sang Pemburu Celeng Orde Baru

Editor: Karyudi Sutajah Putra

Jakarta, KABNews.id – Masih ingatkah dengan lukisan “Berburu Celeng” yang sempat menggemparkan publik di awal era reformasi usai tumbangnya penguasa Orde Baru Presiden Soeharto? Kini, pelukis karya monumental itu, Djoko Pekik, meninggal dunia.

Djoko Pekik dikabarkan meninggal dunia pada hari ini, Sabtu (12/8/2023). Kabar tersebut diunggah oleh akun Instagram seniman Butet Kartaredjasa. “Selamat jalan Pak Djoko Pekik. Sumangga, Gusti,” tulis Butet dalam unggahannya, Sabtu (12/8/2023), seperti dilansir Kompas.com.

Djoko Pekik meninggal pada pukul 08.00 pagi tadi. “Nggih (iya) meninggal jam 8 wau (tadi),” ucap Butet saat dihubungi awak media.

Namun masih belum ada informasi lebih detail di mana Djoko Pekik meninggal. “Saya kurang tahu detailnya, baru dapat WA dari kawan-kawan, katanya jenazah ada di Rumah Sakit Panti Rapih (Yogyakarta),” jelas putra seniman Bagong Kussudiardja ini.

Djoko Pekik dan lukisan “Berburu Celeng” (1998) karyanya. (Mola TV)

Soal pemakaman juga demikian, masih belum ada informasi detail soal akan dimakamkan di mana mendiang maestro lukis tersebut. “Nanti akan diberi tahu (informasi pemakaman),” pungkas Butet.

Dikutip dari Wikipedia, Sabtu (12/8/2023), Djoko Pekik (2 Januari 1937-12 Agustus 2023) adalah seorang seniman lukis Indonesia. Karya lukisnya yang terkenal adalah Berburu Celeng, yang menggambarkan keadaan para pemimpin Indonesia pada masa Orde Baru.

Selama perjalanan kariernya dalam dunia lukis, ia pernah beberapa kali menggelar pameran. Sebelum tahun 1965, ia menggelar 3-4 kali pameran karyanya di Jakarta, kemudian vakum. Pada tahun 1990, Djoko Pekik kembali menggelar pameran di Edwin’s Gallery Jakarta dan disusul dengan pameran lain.

Pada tahun 1998, ia mengadakan pameran aneh dan tak lazim di Bentara Budaya Yogyakarta (BBY). Selama pagelaran pameran sehari semalam tersebut, ia hanya menampilkan satu buah lukisan.

Gaya pelukisan Djoko Pekik adalah realis-ekspresif dan dibumbui nilai-nilai kerakyatan. Semasa aktif di Sanggar Bumi Tarung, lukisan yang dihasilkan olehnya merupakan karya yang terinspirasi setelah melakukan Aksi Turun Ke Bawah (Turba) ke kawasan-kawasan miskin dan terhisap. Djoko Pekik merupakan seniman Bumi Tarung yang ditangkap polisi pada 8 November 1965 karena dianggap berhubungan dengan LEKRA (Lembaga Kebudayaan Rakyat) yang saat itu dianggap berafiliasi dengan Partai Komunis Indonesia (PKI).

Djoko Pekik adalah seniman yang sudah melewati tiga zaman pemerintahan Indonesia (Orde Lama, Orde Baru, dan Orde Reformasi). Djoko Pekik merayakan lengsernya Soeharto pada 21 Mei 1998 dengan lukisan Berburu Celeng (1998). Lukisan yang laku dijual Rp 1 miliar itu menggambarkan keramaian khalayak menggotong celeng gemuk. Kegemilangan penangkapan celeng itu dirayakan dengan sejumlah orang yang menari dan merias wajahnya.

”Celeng itu kan apa saja doyan. Membabi buta. Perusak. Celeng itu seperti pemimpin yang penuh dengan angkara murka,” ujar Djoko Pekik ketika itu.

Djoko Pekik termasuk seniman yang mengalami ketidakadilan di era Orde Baru. Ia pernah dihukum penjara selama tujuh tahun (1965–1972) tanpa pernah menjalani proses peradilan.

Untuk menghormati jasa-jasanya dalam ikut memajukan dunia seni rupa Indonesia, sastrawan sekaligus pastor, Sindhunata, mempersembahkan sebuah patung bertajuk Berburu Celeng karya Pramono, diadaptasi dari lukisan Berburu Celeng, berdampinhan dengan patung Djoko Pekik karya Dunadi yang diresmikan 29 Mei 2023, dipajang di Omah Petroek kawasan Pakem, Sleman, DI Yogyakarta. Acara ini dimeriahkan oleh Soimah Pancawati, Butet Kertaradjasa, dan Susi Pudjiastuti.

Selamat jalan Djoko Pekik, sang pemburu celeng Orde Baru.

Comment here