Editor: Karyudi Sutajah Putra
Jakarta, KABNews.id – Nama kelompok ISIS-K, afiliasi Islamic State in Iraq and Syria (ISIS) di Afghanistan, terus menjadi sorotan dan semakin memicu kekhawatiran terutama setelah disebut mendalangi bom bunuh diri di Bandar Udara Hamid Karzai, Kabul, Afghanistan, Kamis (26/8/2021).
Sebelum serangan terjadi, Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden telah mewanti-wanti terkait ancaman teror di bandara tersebut, termasuk dari ISIS-K. Tak lama usai bom meledak, Biden pun segera membuka suara dan memerintahkan rencana menyerang target ISIS-K.
Lalu, siapa ISIS-K ini? ISIS di Khorasan, yang biasa disebut ISIS-K, merupakan afiliasi ISIS di Timur Tengah pimpinan Abu Bakr Al-Baghdadi. Nama kelompok ini berasal dari terminologinya untuk wilayah yang mencakup Afghanistan dan Pakistan: Khorasan.
ISIS-K (Khorasan) berdiri tak lama setelah ISIS mendeklarasikan kekhalifahannya di Irak dan Suriah pada 2014 lalu.
Pejabat intelijen AS mengatakan keanggotaan ISIS-K terdiri dari anggota ISIS veteran dari Suriah dan pejuang teroris lain, termasuk beberapa anggota Taliban Pakistan (Tehrik-i-Taliban/TTP) hingga milisi di Afghanistan sendiri.

AS telah mengidentifikasi 10 hingga 15 operasi utama mereka di Afghanistan.
Inspektur Jenderal Departemen Pertahanan AS untuk Afghanistan (SIGAR) mengatakan ISIS-K memanfaatkan ketidakstabilan politik dan kekerasan yang terjadi selama bulan April hingga Juni di negara Asia Selatan itu.
“Dengan menyerang target dan menyoroti ketidakmampuan pemerintah Afghanistan untuk memberi keamanan yang memadai,” katanya dalam sebuah laporan seperti dikutip CNN, dikutip dari CNN Indonesia.com, Jumat (27/8/2021).
ISIS-K juga telah membentuk dan membangkitkan sel-sel gerakan ekstremis lainnya di Afghanistan, termasuk di Kabul, dan telah melakukan sejumlah serangan bunuh diri sejak 2016.
Kelompok ini semakin memperkuat kehadirannya di Afghanistan timur dalam beberapa tahun terakhir, terutama di provinsi Nangarhar dan Kunar.
Awal Agustus lalu, ISIS-K menyerang penjara utama di Jalalabad, ibu kota Provinsi Nangarhar, untuk membebaskan puluhan pendukungnya yang ditangkap oleh pasukan keamanan Afghanistan.
Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) memperkirakan jumlah personel ISIS-K sekitar 500 orang. Mereka juga disebut beraliran Islam sunni garis keras.
ISIS-Taliban Musuh Bebuyutan
Meski ISIS, termasuk ISIS-K, dan Taliban sama-sama beraliran Islam suni garis keras, kedua kelompok tersebut jauh dari kata akur.
ISIS dan Taliban memiliki prinsip, visi dan misi yang jauh berbeda, mulai dari hal-hal kecil soal penafsiran agama hingga strategi kelompok. Kedua kelompok itu sama-sama mengklaim sebagai kelompok yang merepresentasikan jihad Islam.
Dari perbedaan dan persaingan itulah maka keduanya saling bermusuhan dan pernah terlibat pertempuran berdarah sekitar 2019 lalu.
ISIS bahkan tidak senang dengan kemenangan Taliban di Afghanistan. Kelompok itu bahkan mencela kesepakatan AS dan Taliban pada awal 2020 yang mengarah pada penarikan pasukan asing di Afghanistan.
Tak lama usai kejatuhan Kabul, ISIS bahkan menuduh Taliban mengkhianati jihad. ISIS pun bersumpah melanjutkan perjuangannya.
Beberapa pihak khawatir bahwa kekacauan yang masih terjadi di Afghanistan bisa dimanfaatkan ISIS sebagai peluang menyusup masuk ke negara itu.
Sementara itu, ISIS mengaku bertanggung jawab atas serangan bom bunuh diri di Bandara Hamid Karzai, Kabul, Kamis (26/8/2021) malam.
“Pengebom hari ini mampu menembus semua benteng keamanan dan berada dalam jarak lima meter dari pasukan AS sebelum meledakkan sabuk bahan peledaknya,” bunyi pernyataan media propaganda ISIS, Amaq, yang diterjemahkan lembaga pemantau gerakan ekstremisme, SITE.
CNN Indonesia.com mengutip AFP, pernyataan ISIS itu hanya menyebutkan satu pengebom dan satu ledakan. Padahal ada dua ledakan bom yang terjadi di Bandara Kabul.
Bom bunuh diri itu sejauh ini menewaskan 13 tentara AS dan melukai belasan personel lainnya. Pejabat Kabul menuturkan insiden itu turut menewaskan 60 warga sipil dan melukai sedikitnya 140 orang.
Bom bunuh diri itu disebut dilakukan oleh afiliasi ISIS di Afghanistan yang kerap disebut ISIS-Khorasan (ISIS-K).
Presiden AS Joe Biden mengutuk serangan itu. Ia juga telah memerintahkan komandan militer AS mengembangkan rencana operasional untuk segera menyerang ISIS-K.
Comment here