Politik

Sindir Aksi Anies di Vihara, Ferdinand: Berdoa atau Menghormat Dewa?

Editor: Karyudi Sutajah Putra

Jakarta, KABNews.id – Mantan politikus Partai Demokrat Ferdinand Hutahaean kembali melontarkan pernyataan pedas terhadap Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan. Baru-baru ini Anies terekam kamera sedang memasang dupa atau hio di Vihara Dharma Jaya Toasebio, Jakarta Barat, Ahad (5/9/2021). Ferdinand berceloteh di Twitter seolah ingin memancing perhatian pendukung fanatik Anies.

“Foto sy capture dari video ketika Anies menyalakan hio di klenteng. Pertanyaan sy, saat Anies tegap berdiri dan menundukkan kepala di depan hio, kira2 Anies ngapain?” celetuk Ferdinand dikutip dari cuitannya di Twitter @FerdinandHaean3, dikutip dari Fajar.co, Kamis (9/9/2021).

Lebih lanjut ia mengaku heran atas aksi Anies memasang dupa yang telah dibakar kemudian mundur beberapa langkah ke belakang dan menghadap ke dupa yang terpasang itu. “Berdoa atau menunduk menghormat pada Dewa? Atau keseleo leher? Ada yang tau? Edisi mancing emosi tuyul2 gurun,” sindirnya.

Aksi Anies Baswedan itu ramai disorot netizen atau warganet karena dianggap melakukan berbagai cara demi Pemilihan Presiden 2024 hingga bertentangan dengan aqidah Islam.

Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan di Vihara Dharma Jaya Toasebio, Jakarta Barat, Ahad (5/9/2021). Foto: fin.co.id)

Bukan Sembahyang

Sebelumnya, tokoh Tionghoa Lieus Sungkharisma menyebut Anies Baswedan melakukan itu bukan untuk menyembah atau sembahyang. Anies datang dan berkunjung ke vihara dengan kapasitas sebagai Gubernur.

“Bukan baru kali ini Anies datang ke vihara atau rumah ibadah agama lain. Sebelumnya dia juga pernah datang ke gereja dan pura. Anies tidak datang untuk beribadah, tapi dalam kapasitasnya sebagai Gubernur Jakarta yang penduduknya terdiri dari berbagai suku dan agama,” kata Lieus.

Lieus mengklaim, kunjungan Anies ke vihara sebagai bentuk apresiasi Pemerintah Provinsi DKI Jakarta, karena pengurus vihara selama ini kerap membantu menyukseskan vaksinasi di Jakarta.

“Kedatangan Anies adalah untuk menyampaikan terima kasih kepada pihak pengurus vihara karena telah turut membantu menyukseskan kegiatan vaksinasi di ibu kota hingga warga di Jakarta dapat mencapai herd immunity,” kata Lieus.

“Itu bukan sembahyang. Tapi bentuk penghormatan Anies pada Vihara Dharma Jaya Toasebio sebagai salah satu situs keagamaan yang bersejarah di Jakarta yang berdiri sejak tahun 1751 dan masih terawat dengan baik hingga saat ini,” lanjutnya.

Lieus menegaskan, dalam ritual agama di vihara (klenteng), ada tiga unsur utama yang harus dipenuhi untuk bisa disebut sembahyang.“Yakni pembakaran dupa, kertas emas, dan lilin. Ketiga ritual itu wajib dilakukan dalam sembahyang di vihara maupun klenteng,” papar Lieus.

Anies, kata Lieus, tak melakukan ketiga hal itu. Mantan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan itu hanya membakar dan memasang dupa (hio) lalu memberi hormat. “Jadi, apa yang dilakukannya tak memenuhi syarat untuk disebut sebagai ritual sembahyang. Itu hanya bentuk penghormatan saja,” tegas Lieus.

Comment here