Editor: Dwi Badarmanto
Jakarta, KABNews.id – Presiden Joko Widodo memerintahkan jajarannya untuk menekan pertambahan kasus virus corona (Covid-19) di bawah 3 ribu per hari. Perintah itu diberikan dalam rangka mencegah gelombang ketiga pandemi Covid-19 di Indonesia.
Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan menyampaikan kebijakan itu merujuk pada hasil studi berjudul Multiwave Pandemic Dynamics Explained: How to Tame the Next Wave of Infectious Diseases.
“Dalam studi tersebut, jumlah kasus disarankan ditahan pada tingkat 10 kasus per juta penduduk per hari atau dalam kasus Indonesia di sekitar 2.700 atau 3.000-an kasus. Saya yakin kita bisa,” kata Luhut dalam jumpa pers di kanal Youtube Sekretariat Presiden, dikutip dari CNNIndonesia.com, Selasa (21/9/2021).

Luhut optimis hal itu bisa tercapai jika kondisi saat ini bisa dipertahankan. Ia menyebut tambahan kasus Covid-19 per hari saat ini berkisar di angka 2.000.
Di saat yang sama, jumlah tes terus meningkat hingga positivity rate di bawah 5 persen. Tingkat penelusuran juga kian membaik. Saat ini, pemerintah berhasil menelusuri rata-rata 10 orang kontak erat setiap penemuan satu pasien Covid-19.
Luhut menyebut pekerjaan rumah Indonesia tinggal di urusan vaksinasi Covid-19. Ia mengakui vaksinasi belum maksimal di beberapa daerah.
“Kinerja beberapa kabupaten/kota masih perlu dikejar untuk mencapai target 70 persen dosis 1 dan terutama 60 persen dosis 1 lansia. Kami akan bekerja dengan keras untuk mencapai target tersebut,” tutur Luhut.
Sebelumnya, pemerintah menyatakan pandemi Covid-19 di Indonesia telah terkendali. Klaim itu merujuk pada angka tingkat penularan 0,98.
Meski begitu, pemerintah tetap menerapkan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) di berbagai daerah. Kebijakan itu diterapkan hingga 4 Oktober dengan opsi perpanjangan setiap dua pekan.
Gelombang Ketiga
Sementara itu, epidemiolog Universitas Indonesia (UI) Tri Yunis Miko memprediksi Indonesia bakal masuk puncak gelombang ketiga Covid-19 atau third wave pada Desember 2021.
Miko menjelaskan, prediksi itu bakal terjadi jika capaian vaksinasi Covid-19 tak sampai 50 persen pada akhir tahun 2021, ditambah dengan banyak pelonggaran aktivitas meski Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) diterapkan.
“Saya perkirakan akan terjadi puncak ketiga itu kalau capaian vaksinasi tak sampai 50 persen dan banyak pelonggaran aktivitas seperti sekarang ini. Prediksi Desember-Januari itu kemungkinan puncak ketiganya,” kata Miko.
Menurut Miko, pelonggaran aktivitas saat PPKM diterapkan bakal jadi salah satu sebab puncak ketiga Covid-19 terjadi di Indonesia. Mobilitas orang bepergian akan meningkat, sehingga risiko penularan Covid-19 juga ikut meningkat.
Sementara mobilitas mulai bergerak, capaian vaksinasi belum juga mencapai 50 persen dari target sasaran. Diketahui sasaran vaksinasi Covid-19 mencapai 208.265.720 orang mencakup tenaga kesehatan, lansia, petugas publik, masyarakat rentan, masyarakat umum, dan anak usia 12-17 tahun.
Berdasarkan data Kementerian Kesehatan per 20 September 2021, capaian dosis pertama vaksin Covid-19 baru 38,2 persen dan 21,7 persen untuk dosis kedua. Penguatan program vaksinasi baru-baru ini dilakukan untuk mengejar target minimum 50 persen sasaran sudah divaksinasi.
Namun Miko juga menegaskan tak hanya masalah vaksinasi Covid-19 yang bakal membuat RI kembali mengalami puncak. Puncak kasus juga ditengarai oleh lambatnya penelusuran kontak, dan rendahnya pengawasan saat pasien Covid-19 isolasi mandiri.
“Jadi ya memang bakal mengalami puncak lagi, kalau 3T (tracing, test, threatment) lemah, vaksinasi enggak sampai 50 persen bakal lebih kecil, dan pembebasan aktivitas masyarakatnya keterlaluan,” kata dia.
Waspada Libur Panjang
Selain tiga faktor di atas, Miko juga menyinggung soal kemungkinan kenaikan kasus karena libur hari raya keagamaan berdekatan dengan libur tahun baru. Sebab biasanya, kenaikan kasus Covid-19 di Indonesia terjadi setelah melewati libur panjang yang mengakibatkan mobilitas orang meningkat.
Miko memprediksi bahkan jika capaian vaksinasi bisa sampai 50 persen, lonjakan kasus bisa tetap terjadi akibat libur panjang. “Ada libur Natal dan Tahun Baru 2022, ini juga harus jadi kewaspadaan bersama, kalau mobilitas tidak dibatasi, lonjakan kasus kemungkinan paling lambat bakal terjadi di Maret 2022,” tuturnya.
Sebelumnya pemerintah mulai mewaspadai gelombang ketiga Covid-19 di Indonesia. Kekhawatiran ini dikarenakan beberapa negara di dunia mulai mengalami lonjakan kasus saat Covid-19 di Indonesia mengalami tren perbaikan.
“Kita harus waspada dan tetap disiplin protokol kesehatan agar kita tidak third wave atau lonjakan ketiga dalam beberapa bulan ke depan,” kata Juru Bicara Satgas Covid-19 Wiku Adisasmita dalam konferensi pers, Selasa (14/9).
Salah satu negara yang mengalami lonjakan kasus saat ini yaitu Singapura. Menkes Singapura, Ong Ye Kung bahkan meminta pasien Covid-19 yang masih muda dan sudah mendapatkan vaksin untuk isolasi di rumah karena rumah sakit hampir penuh.
Comment here