Bos Pertamina Klarifikasi Isu Mobil Rusak Akibat Pertamax yang Viral

Sahrul

Baru-baru ini, muncul keluhan dari pemilik kendaraan yang mengaku mobilnya rusak akibat diduga menggunakan Pertamax. Menanggapi hal tersebut, Direktur Utama PT Pertamina (Persero), Simon Aloysius Mantiri, memberikan respon atas kasus yang viral ini.

Video yang viral di media sosial tersebut menunjukkan beberapa mobil yang sedang diperbaiki di bengkel Daihatsu Cibinong. Tidak hanya satu, terlihat beberapa mobil lainnya juga harus menguras bensinnya karena mengalami masalah serupa.

Pertamina segera melakukan uji sampel terhadap Pertamax yang dikeluhkan. Hasil uji sampel tersebut menunjukkan bahwa Pertamax telah memenuhi spesifikasi teknis yang dipersyaratkan.

“Untuk yang menyangkut hal yang viral kemarin, jadi dari Pertamina kami juga sudah melakukan uji sampel untuk beberapa SPBU di Cibinong, begitu juga kami kerja sama dengan LAPI ITB, dan juga dari Lemigas. Tentunya memang setelah dicek parameter dan standar yang sudah ada di Pertamax itu sudah lolos uji standar untuk digunakan sebagai bahan bakar,” kata Simon dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) dengan Komisi VI DPR RI, Selasa (3/11/2024).

“Namun tetap, ini juga tidak membuat kami berpuas diri. Tentunya, segala hal, apa pun yang kami dapat masukan dari masyarakat untuk bisa mendorong perbaikan kinerja dan pelayanan kami ke masyarakat akan kami terima dengan hati terbuka dan dengan sangat senang sekali. Jadi kami tidak melihat ini sebagai ancaman ataupun kalau bisa dikatakan misalnya ada berita hoax, apakah ini menyerang reputasi Pertamina, bagi kami tidak. Karena justru yang harus diuntungkan dari semua ini adalah rakyat. Jadi bagaimana caranya, kita lakukan mitigasi, kita lakukan perbaikan-perbaikan yang diperlukan, untuk membuat semua masukan yang kita dapat dari masyarakat dapat kita jawab dengan sebaik-baiknya,” beber Simon.

Simon menegaskan bahwa pihaknya telah melakukan uji dengan melibatkan lembaga bersertifikasi nasional dan internasional. Meskipun demikian, ia menambahkan bahwa Pertamina akan terus berupaya untuk meningkatkan kualitas bahan bakar yang mereka jual.

“Kita tidak akan berpuas diri, kita akan terus mencari solusi yang terbaik. Dan masalah ini tidak akan hanya berhenti sampai di sini saja, tapi akan jadi masukan yang sangat berharga bagi kami. Jadi bukan kami membela diri bahwa kualitas BBM kami sudah sesuai standar, itu yang berbicara adalah fakta dan hasil ilmiah. Namun tentunya kami akan terus berbenah diri dan untuk meningkatkan kualitas produk Pertamina supaya jauh lebih baik. Jadi apa pun saran yang kami terima dari masyarakat akan kami terima dengan sebaik-baiknya,” pungkas Simon.

Tim LAPI ITB mencoba menganalisis endapan tersebut dengan membawa sampel ke laboratorium untuk diperiksa menggunakan metode EDS (Energy-Dispersive X-ray Spectroscopy).

Tri Yuswidjajanto Zaenuri, ahli Konversi Energi Fakultas Teknik dan Dirgantara Institut Teknologi Bandung (ITB), memastikan bahwa kandungan dalam BBM jenis Pertamax bukanlah penyebab kerusakan mesin kendaraan seperti yang telah diklaim.

Berdasarkan hasil EDS, tim Lemigas menemukan bahwa endapan tersebut tidak berasal atau terbentuk dari bahan bakar Pertamax, seperti yang telah diklaim sebelumnya.

“Ternyata senyawa pembentuk endapan tersebut tidak ditemukan dalam bahan bakar yang dianalisis (Pertamax-red)” ungkap Tri.

Also Read

Tags