Kabnews.id – Ekonomi memberitakan bahwa Bulog dihadapkan pada tantangan besar: menyerap gabah petani di tengah musim panen raya yang bertepatan dengan musim hujan. Dwi Andreas Santosa, Guru Besar Institut Pertanian Bogor (IPB), mendesak Bulog untuk bekerja ekstra keras guna menyerap gabah sebanyak mungkin, meskipun kapasitas gudang terbatas. Situasi ini semakin mendesak mengingat harga gabah di tingkat petani cenderung anjlok.
Andreas menjelaskan bahwa harga gabah yang diterima petani bervariasi tergantung kualitas dan mutu gabah. Di beberapa daerah, harga gabah bahkan jauh di bawah Harga Pembelian Pemerintah (HPP) yang ditetapkan sebesar Rp6.500 per kilogram. Ia mencontohkan laporan dari Sumatera Selatan yang menunjukkan harga gabah hanya mencapai Rp5.300 per kilogram. Musim hujan, menurutnya, turut memperparah penurunan kualitas gabah dan menekan harga.
"Bulog harus bergerak cepat, terutama pada Februari, Maret, dan April," tegas Andreas kepada kabnews.id. "Serapan gabah yang maksimal diharapkan dapat perlahan-lahan menaikkan harga gabah kering panen di tingkat petani."
Meskipun mengakui bahwa penyerapan gabah terbesar dilakukan oleh swasta, Andreas menekankan peran penting Bulog dalam menstabilkan harga dan memastikan kesejahteraan petani. Ia juga memprediksi tekanan harga gabah akan terjadi pada puncak panen raya karena stok beras nasional yang besar di awal tahun. Situasi ini menjadi tantangan serius bagi Bulog dan pemerintah untuk menjaga stabilitas harga dan melindungi petani.