Erupsi Gunung Vesuvius pada tahun 79 M menimbulkan bencana dahsyat, mengubur kota Pompeii di bawah lapisan abu vulkanik dan membuatnya ‘menghilang’ selama lebih dari 1.600 tahun.
Di antara korban tragis erupsi Gunung Vesuvius, ada satu orang yang dipercaya memiliki kesempatan untuk melarikan diri dari bencana tersebut. Namun, orang ini justru kini dikenal sebagai ‘Orang Paling Tidak Beruntung Sepanjang Sejarah’.
Dilansir dari IFLScience, awalnya, para arkeolog beranggapan bahwa kematian pria tersebut lebih memilukan dibandingkan dengan korban lainnya dari Pompeii (meskipun tentu saja, kita semua sepakat bahwa semua korban mengalami nasib malang). Pria yang diperkirakan berusia sekitar 30 tahun ini diduga tewas setelah tertimpa batu besar.
Banyak arkeolog (dan bahkan netizen) berpendapat bahwa pria tersebut berusaha mencari perlindungan dari abu vulkanik dan puing-puing dengan berlindung di sebuah celah. Sayangnya, keberuntungannya habis, karena dia dihantam lempengan batu besar tepat di kepalanya. Tengkoraknya diperkirakan hancur akibat hantaman tersebut.
Namun, setelah peneliti melakukan penggalian lebih lanjut, mereka menemukan bahwa tengkorak pria tersebut masih utuh, begitu pula dengan tubuh bagian atas dan lengannya. Temuan ini memaksa para ahli untuk merevisi dugaan awal mengenai penyebab kematiannya.
“Kematiannya mungkin bukan karena benturan balok batu, seperti yang diasumsikan sebelumnya, tetapi kemungkinan karena asfiksia yang disebabkan oleh aliran piroklastik,” tulis Pompeii Acheological Park dalam pernyataannya di Facebook.
Asfiksia adalah kondisi gangguan pernapasan yang terjadi akibat kekurangan oksigen dalam tubuh. Di sisi lain, aliran piroklastik, yang dikenal juga sebagai awan panas, merupakan fenomena yang terjadi saat letusan gunung berapi, yang terdiri dari gas panas, abu vulkanik, dan bebatuan yang meluncur dengan kecepatan tinggi.
Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa kematian pria tersebut serupa dengan banyak korban lain di Pompeii, yang sebagian besar meninggal akibat asfiksia akibat aliran piroklastik panas yang mengarah ke penurunan kadar oksigen dalam tubuh mereka.