Kabnews.id – Ekonomi melaporkan, Presiden Prabowo Subianto telah menginstruksikan efisiensi anggaran negara tahun 2025 sebesar Rp306,6 triliun. Langkah ini, yang melibatkan pemangkasan sejumlah pos anggaran di kementerian dan lembaga, justru dikhawatirkan akan menghambat pertumbuhan ekonomi.
Ekonom INDEF, Esther Sri Astuti, mengungkapkan kekhawatirannya. Menurutnya, target pertumbuhan ekonomi 5,2% tahun 2025 akan sulit dicapai dengan adanya penghematan anggaran tersebut. Belanja pemerintah, sebagai salah satu pendorong utama pertumbuhan ekonomi, akan berkurang signifikan. "Saya rasa akan berat tercapai jika ada pemangkasan anggaran, karena belanja pemerintah merupakan komponen penting dalam mendorong pertumbuhan ekonomi," tegas Esther dalam wawancara dengan kabnews.id.
Situasi diperparah oleh melemahnya daya beli masyarakat. Ditambah lagi, kenaikan tarif pajak yang baru-baru ini diberlakukan pemerintah semakin memperberat tantangan pertumbuhan ekonomi. Kombinasi faktor-faktor ini menimbulkan potensi resesi yang perlu diwaspadai. Pemerintah perlu menyiapkan strategi alternatif untuk menjaga momentum pertumbuhan ekonomi di tengah upaya efisiensi anggaran yang signifikan ini.
